Senin, 22 Mei 2017

implementasi tasawuf dalam kehidupan sosial



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan di dunia ini tidak akan lepas lepas dari kehidupan sosial, manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendirian , artinya setiap manusia saling membutuhkan untuk menjalani kehidupan yang baik, nyaman, tentram dan damai.
Tasawuf sebagai perwujudan dari Ihsan yang berarti beribadah kepada Allah juga diimplementasikan di dalam kehidupan sosial dimana kehidupan terhadap sesama masyarakat yang berbeda-beda, tasawuf pada umumnya bertujuan untuk membangun manusia agar bisa merealisasikan penghayatan diri sebagai Hamba Allah dengan diimplementasikan dalam kehidupan sosial dengan berakhlak baik, sopan santun, dan saling membantu.
Makalah kali ini akan membahas tentang implementasi Tasawuf dalam kehidupan sosial, diharapkan agar para pembaca dapat memahami sosial seperti memahami dirinya sendiri.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Itu Tasawuf?
2.      Bagaimana Implementasi Tasawuf Dalam Kehidupan Sehari - hari?
3.      Bagaimana Peran Tasawuf Dala Pembangunan Kesadaran Hidup Sosial?








BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Tasawuf
Tasawuf adalah suatu sistem latihan dengan kesungguhan (riyadlah-mujahadah) untuk membersihkan, mempertinggi, dan memperdalam kerohanian dalam rangka mendekatkan taqarrub kepada Allah sehingga dengan itu maka segala konsentrasi sesorang itu hanya tertuju kepadanNya. Oleh karena itu semua tindakan yang mulia adalah tasawuf.
Dengan pengertian itu, aka dapat dikatakan bahwa tasawuf adalah bagian ajaran Islam, karena ia membina akhlak manusia (sebagaimana Islam diturunkan dalam rangka mem bina akhlak manusia) diatas bumi ini, agar tercapai kebahagiaan dan kesempurnaan hidup lahir dan batin, dunia dan akhirt. Oleh karena itu siapapun boleh menyandang predikat tasawuf sepanjang berbudi pekerti yang tinggi, sanggup menahan lapar dan dahaga, bila memperoleh rezeki tidak lekat dalam hatinya, dan begitu seterusnya, yang pada pokonya sifat-sifat mulia, dan terhindar dari sifat tercela. Hal inilah yang dikehendaki tasawuf yang sebenarnya.[1]
B.     Implementasi Tasawuf Dalam Kehidupan Sehari- hari
1.      Tasawuf Dan Hidup Sehat
Hidup sehat meliputi fisik dan jiwa. Kesehatan fisik biasanya tergantung pada makanan dan minuman yang dikonsumsi yaitu menu makanan seimbang 4 sehat dan 5 sempurna , namun tidak hanya sehat saja namun juga harus sehat dan halal. Yang dimaksud dengan makanan haram bukan hanya babi dan minuman keras namun juga penghasilan yang diperoleh dengan cara haram, seperti koprupsi atau mencuri.
Selain sehat dan halal, dalam tasawuf makanan dianjurkan lebih banyak sayur-sayuran dan buah-buahan, serta tidak terlalu banyak memakan daging karena dapat membentuk karakter yang keras. Menurut Syekh hkim Mu’inuddin Chisti, di kalangan sufi ada daftar makanan Nabi Muhammad SAW yang patut diperhatikan dalam meelihara kesehatan, yaitu : jintan manis, apel, aspargus, pisang, sereal,kemangi,kelapa, kayu manis, jeruk, ketimun, jintan putih, kurma,telur, jahe,madu,susu, dan lain – lain.
Selain makanan dan minuiman, ibadah juga berpengaruh terhadap kesehatan seperti shalat, dan puasa. Didalam gerakan shalat terdiri atas beberapa posisi tubtuh yang masing-masing berdampak positif bagi kesehatan. Berpuasa adalah berpantang dari makan, minum dan berhubungan seks mulai dari imsak ampai maghrib, dengan berpuasa, maka fungsi-fungsi tubuh diistirahatkan dan diberi peluang untuk segar kembali.
Selama berpuasa kegiatan yang biasa berlangsung dalam pencernaan dikurangi, sehingga memungkinkan tubuh untuk mengeluarkan bahan-bahan yang tak berguna serta memperbaiki kerusakan akibat kesalahan pola makan yang berlangsung lama.
Itulah sebabnya Nabi Muhammad bersabda “ Berpuasalah agar kamu sehat “
2.      Tasawuf Dan Lingkungan Hidup
Menururt Yusuf al Qardhawi, mencintai lingkungan hidup antara lain bertujuan untuk mengambil hikmah dari padanya. Al Qur’an mengga,barkan bahwa alam selalu sujud kepada Allah, sehingga mencintai lingkungan alam akan mendorong manusia unntuk juga selalu tunduk kepada Allah. Dengan senantiasa berfikir dan beraatafakur untuk mendekatkan diri  dengan Allah maka dengan demikian, lingkungan hidup diciptakan untuk dijadikan sebagai bahan renugan dan i’tibar bagi manusia.  Namun pemanfaatan lingkungan hidup atau sumber daya alam harus dilakukan secara wajar, tidak boleh berlebihan. Karena dapat menimbulkan kerusakan, yang kemudian berdampak buruk bagi kehidupan manusia. Misalnya pembabatna hutan menjadi gundul.
Berlaku wajar dalam memanfaatkan lingkungan hidup juga merupakan wujud kecintaan kita kepada karunia Allah itu. Selanjutnya kecintaan itu mendorong kita untuk lebih bersyukur kepada Tuhan yang menyediakan segala keperluan dan ling       kungan hidup, sehingga manusia dapat makmur sehat dan bahagia. Cinta dan syukur merupakan ajaran taawuf yang relevan dalam memelihara dan menjaga kelestarian lingkungan hidup bagi kesejahteraan manusia sendiri. Inilah makna penting tasawuf dalam memelihara dan menjaga kelestarian lingkungan hidup yang makin terasa mendesak saat ini.

3.      Tasawuf Dan Etika Sosial
Pada awlanya tasawuf muncul karena tidaak puas terhadap syariat.  Sebab syariat hanya menyentuh satu dimensi hidup beragama, yaitu lahiriah semata. Sedang hidup beragama mencakup dimensi lahiriah dan batiniah maka dibutuhkanlah tasawuf. Lagi pula tasawuf bertujuan untuk mengisi sisi kehidupan agama yang selama ini tidak dipenuhi oleh syariat, yaitu dimensi esoteris , sehingga kehidupan agama seseorang menjadi lebih sempurna.
Selain itu ada keperluan hidup manusia modern yang hanya bisa dipenui oleh tasawuf, yaitu mencegah strees, depresi, frustrasi, dan gangguan jiwa lainya.  Hal itu dapat dihilangkan atau dicegah dengan menjalankan praktik tasawuf seperti sabar, ikhlas, zuhud, wara’, qanaah, dan lain-lain.kemudian wirid, zikir dan doa yang praktikkan dalam tasawuf juga mengurangi strees itu harus dihilangkan, sebab kalau dibiarkan berkembang dapat menganggu perasaan dan akhirnya bisa menimbulkan berbagai penyakit fisik.
Namun ajaran taawuf juga mengandung nilai-nilai etia sosial yang amat diperlukan dalam membangun masyarakat yang maju dan sehat, sekaligus untuk membawa keluar bangsa ini dari krisis yang berkepanjangan. Misalnya tasawuf mengajarkan perlunya tobat  dari dosa yang pernah dikerjakannya. Perbuatan itu bukan hanya Zina,mabuk, dan berjudi tetapi juga perbuatan-perbutan yang merugikan ornag lain, seperti mrncuri, merampok. Tobat itu tidak hanya diucapkan, tetapi yang lebih penting lagi adalah perbauatn nyata, aykni tidak mengulangi perbuatan tercela itu dan mengantinya dengan perbuatan terpuji.
Kemudian ada zuhud yang berarti hidup sederhana dengan menjauhi kesenangan duniawi yang dapat menjerumuskan kepada perbuatan dosa. Lalu ada waraa’ yaitu menjauhkan diri dari perbuatan dosa. Juga ada itsar yaitu mendahulukan kepentingan orang lain dari pada kepentingan sendiri.
Nilai – nilai etika sosial itu tampaknya belum berkembang, yang masih diandai dengan adanya korupsi di negeri ini, itu berarti bahwa perkembanga tasawuf saat ini belum mencaapai tahap ideal. Inilah tugas kita untuk mendorong minat yang besar untuk mrnrkan etika sosial. Mengarahkan kecenderungan tasawuf itu jauh lebih penting dari pada mengatakannya dengan perbuatan bid’ah atau sesat. Caranya adalah mengkaji tasawuf dari segi kepentigan pribadi dan masyarakat, sehingga minat pada tasawuf tidak berhenti pada pemuasan dahaga spiriyual yang bersifat pribadi belaka.[2]

C.     Tasawuf dalam pembangunan kesadaran hidup sosial
1.      Makna Kesejahteraan Sosial Dalam Islam
Kesadaran akan nilai membawa pengaruh kepada umat Islam bahwa mereka lebih peka terhap pelanggaran – pelanggaran nilai dan norma daripada ketimpangan sosial. Misalnya apabila ada pelanggaran norma moral, secara antusias mereka memperhatikan dan membicaraknannya, namun apabila ada berita tentang kelaparan,bencaana alam, dan sebagainya, perhatian mereka kurang. Masalah tersebut dianggap sudah biasa. Melhat peraalahan ini  maka perlu dirumuskan paradigma baru, yang lebih memberi perhatian kepada aspek sosial ekonomi masyarakat sebagai peryaratan tercapainnya kesejahteraan sosial dari pada aspek moral.
Sasaran kesejahteraan sosial dalam Islam adalah dengan sistem kemanusiaan. Yaitu kehidupan rohani dan jasmani. Indikatornya bukan hanuya kesejahteraan lahiriah saja, namun juga kehidupan rohani. Dalam kesejahteraan rohani , sasaraan yang harus dilakukan perbaikan adalah bagaimana menjadikan sistem nilai yang dianutnya sebagai ruh,spirit,dan etos dalam melakukan aktivitas hidup. Dengan kata lain, bagaimana memfungsikan sistem akidah seseorang agar mampu berbuat baik di dunia ini.
Sedangkan dalam kesejahteraan sosial, Islam menekankan pada upaya pemberantas kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan. Elain itu, juga mengutamakan penyantunan terhadap fakir miskin, anak yatim dan orang tua. Peneknan dalam objek-objek tersebut dikarenakan memang dalam kenyataannya masalah tersebutlah yang harus dibenahi sebab masalah kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan, persoalan anak yatim, fakir miskin, dan orang tua adalah persoalan abadi yang ada didalam setiap tepat dan kurun waktu.
Untuk mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan pemberantaan kemiskinan, kebodohan, dn keterbelakangan serta fakir miskin an anak yatim ada dua pendekatan yag harus digunakan yaitu :
a.       Pendekatan Parsialitas
Pendekatan ini diaman objek sasaran dibantu langsung sesuai kebutuhan pada waaktu itu. Pendekatan ini tidak sampai memperhatikan lataar belakang si objek secara kritis, tetapi hanya melihat dari kenyataan yang ada serta kemampuan yang ada. Oleh karena itu penekatan ini bersifat insidental, temporer dan kondisional.
b.      Pendekatan Struktural
Adalah pendekatan yang lebih memperhatikan sebab akibat si objek yang menjadi sasaran, artinya sebelum diberi harus diketahui dahulu sebab-sebab yang melatar belakangi, dari penelusuran tersebut menjadi patokan dalam menentukan program, bantuan dan pembinan lainya.
2.      Fungsi Harta Dalam Islam
Fungsi manusia dalam kaitanya dengan harta benda adalah hanya sebagai penguasa, sedangkan pemilik yang sesungguhnya adalah Allah SWT. Oleh karena itu segala pemikiran harus membawa kepada kesejahteraan masyarakat dan alam sekitatrnya. Dengan demikian , harta dalam Islam mempunyai fungsi sosial yang sebagaiannya harus diekluarkan untuk kepentingan sosial. Adapun fungsi harta dalam Islam antara lain :
a.       Menumbuhkan Solidaritas Soisal
b.      Menghilangkan jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin
c.       Menghancurkan nafsu kapitalisme dan individualisme
3.      Sisi Sosial Akidah dan Ibadah



[1] Amin Syukur, Intelektualisme Tasawuf, Jakarta:Pustaka Pelajar,2002, hal., 11-12.
[2] Tebba Sudirman, Tasawuf Positif, Jakarta: Prenada Media,2003,hal.,19-137


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan di dunia ini tidak akan lepas lepas dari kehidupan sosial, manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendirian , artinya setiap manusia saling membutuhkan untuk menjalani kehidupan yang baik, nyaman, tentram dan damai.
Tasawuf sebagai perwujudan dari Ihsan yang berarti beribadah kepada Allah juga diimplementasikan di dalam kehidupan sosial dimana kehidupan terhadap sesama masyarakat yang berbeda-beda, tasawuf pada umumnya bertujuan untuk membangun manusia agar bisa merealisasikan penghayatan diri sebagai Hamba Allah dengan diimplementasikan dalam kehidupan sosial dengan berakhlak baik, sopan santun, dan saling membantu.
Makalah kali ini akan membahas tentang implementasi Tasawuf dalam kehidupan sosial, diharapkan agar para pembaca dapat memahami sosial seperti memahami dirinya sendiri.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Itu Tasawuf?
2.      Bagaimana Implementasi Tasawuf Dalam Kehidupan Sehari - hari?
3.      Bagaimana Peran Tasawuf Dala Pembangunan Kesadaran Hidup Sosial?








BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Tasawuf
Tasawuf adalah suatu sistem latihan dengan kesungguhan (riyadlah-mujahadah) untuk membersihkan, mempertinggi, dan memperdalam kerohanian dalam rangka mendekatkan taqarrub kepada Allah sehingga dengan itu maka segala konsentrasi sesorang itu hanya tertuju kepadanNya. Oleh karena itu semua tindakan yang mulia adalah tasawuf.
Dengan pengertian itu, aka dapat dikatakan bahwa tasawuf adalah bagian ajaran Islam, karena ia membina akhlak manusia (sebagaimana Islam diturunkan dalam rangka mem bina akhlak manusia) diatas bumi ini, agar tercapai kebahagiaan dan kesempurnaan hidup lahir dan batin, dunia dan akhirt. Oleh karena itu siapapun boleh menyandang predikat tasawuf sepanjang berbudi pekerti yang tinggi, sanggup menahan lapar dan dahaga, bila memperoleh rezeki tidak lekat dalam hatinya, dan begitu seterusnya, yang pada pokonya sifat-sifat mulia, dan terhindar dari sifat tercela. Hal inilah yang dikehendaki tasawuf yang sebenarnya.[1]
B.     Implementasi Tasawuf Dalam Kehidupan Sehari- hari
1.      Tasawuf Dan Hidup Sehat
Hidup sehat meliputi fisik dan jiwa. Kesehatan fisik biasanya tergantung pada makanan dan minuman yang dikonsumsi yaitu menu makanan seimbang 4 sehat dan 5 sempurna , namun tidak hanya sehat saja namun juga harus sehat dan halal. Yang dimaksud dengan makanan haram bukan hanya babi dan minuman keras namun juga penghasilan yang diperoleh dengan cara haram, seperti koprupsi atau mencuri.
Selain sehat dan halal, dalam tasawuf makanan dianjurkan lebih banyak sayur-sayuran dan buah-buahan, serta tidak terlalu banyak memakan daging karena dapat membentuk karakter yang keras. Menurut Syekh hkim Mu’inuddin Chisti, di kalangan sufi ada daftar makanan Nabi Muhammad SAW yang patut diperhatikan dalam meelihara kesehatan, yaitu : jintan manis, apel, aspargus, pisang, sereal,kemangi,kelapa, kayu manis, jeruk, ketimun, jintan putih, kurma,telur, jahe,madu,susu, dan lain – lain.
Selain makanan dan minuiman, ibadah juga berpengaruh terhadap kesehatan seperti shalat, dan puasa. Didalam gerakan shalat terdiri atas beberapa posisi tubtuh yang masing-masing berdampak positif bagi kesehatan. Berpuasa adalah berpantang dari makan, minum dan berhubungan seks mulai dari imsak ampai maghrib, dengan berpuasa, maka fungsi-fungsi tubuh diistirahatkan dan diberi peluang untuk segar kembali.
Selama berpuasa kegiatan yang biasa berlangsung dalam pencernaan dikurangi, sehingga memungkinkan tubuh untuk mengeluarkan bahan-bahan yang tak berguna serta memperbaiki kerusakan akibat kesalahan pola makan yang berlangsung lama.
Itulah sebabnya Nabi Muhammad bersabda “ Berpuasalah agar kamu sehat “
2.      Tasawuf Dan Lingkungan Hidup
Menururt Yusuf al Qardhawi, mencintai lingkungan hidup antara lain bertujuan untuk mengambil hikmah dari padanya. Al Qur’an mengga,barkan bahwa alam selalu sujud kepada Allah, sehingga mencintai lingkungan alam akan mendorong manusia unntuk juga selalu tunduk kepada Allah. Dengan senantiasa berfikir dan beraatafakur untuk mendekatkan diri  dengan Allah maka dengan demikian, lingkungan hidup diciptakan untuk dijadikan sebagai bahan renugan dan i’tibar bagi manusia.  Namun pemanfaatan lingkungan hidup atau sumber daya alam harus dilakukan secara wajar, tidak boleh berlebihan. Karena dapat menimbulkan kerusakan, yang kemudian berdampak buruk bagi kehidupan manusia. Misalnya pembabatna hutan menjadi gundul.
Berlaku wajar dalam memanfaatkan lingkungan hidup juga merupakan wujud kecintaan kita kepada karunia Allah itu. Selanjutnya kecintaan itu mendorong kita untuk lebih bersyukur kepada Tuhan yang menyediakan segala keperluan dan ling       kungan hidup, sehingga manusia dapat makmur sehat dan bahagia. Cinta dan syukur merupakan ajaran taawuf yang relevan dalam memelihara dan menjaga kelestarian lingkungan hidup bagi kesejahteraan manusia sendiri. Inilah makna penting tasawuf dalam memelihara dan menjaga kelestarian lingkungan hidup yang makin terasa mendesak saat ini.

3.      Tasawuf Dan Etika Sosial
Pada awlanya tasawuf muncul karena tidaak puas terhadap syariat.  Sebab syariat hanya menyentuh satu dimensi hidup beragama, yaitu lahiriah semata. Sedang hidup beragama mencakup dimensi lahiriah dan batiniah maka dibutuhkanlah tasawuf. Lagi pula tasawuf bertujuan untuk mengisi sisi kehidupan agama yang selama ini tidak dipenuhi oleh syariat, yaitu dimensi esoteris , sehingga kehidupan agama seseorang menjadi lebih sempurna.
Selain itu ada keperluan hidup manusia modern yang hanya bisa dipenui oleh tasawuf, yaitu mencegah strees, depresi, frustrasi, dan gangguan jiwa lainya.  Hal itu dapat dihilangkan atau dicegah dengan menjalankan praktik tasawuf seperti sabar, ikhlas, zuhud, wara’, qanaah, dan lain-lain.kemudian wirid, zikir dan doa yang praktikkan dalam tasawuf juga mengurangi strees itu harus dihilangkan, sebab kalau dibiarkan berkembang dapat menganggu perasaan dan akhirnya bisa menimbulkan berbagai penyakit fisik.
Namun ajaran taawuf juga mengandung nilai-nilai etia sosial yang amat diperlukan dalam membangun masyarakat yang maju dan sehat, sekaligus untuk membawa keluar bangsa ini dari krisis yang berkepanjangan. Misalnya tasawuf mengajarkan perlunya tobat  dari dosa yang pernah dikerjakannya. Perbuatan itu bukan hanya Zina,mabuk, dan berjudi tetapi juga perbuatan-perbutan yang merugikan ornag lain, seperti mrncuri, merampok. Tobat itu tidak hanya diucapkan, tetapi yang lebih penting lagi adalah perbauatn nyata, aykni tidak mengulangi perbuatan tercela itu dan mengantinya dengan perbuatan terpuji.
Kemudian ada zuhud yang berarti hidup sederhana dengan menjauhi kesenangan duniawi yang dapat menjerumuskan kepada perbuatan dosa. Lalu ada waraa’ yaitu menjauhkan diri dari perbuatan dosa. Juga ada itsar yaitu mendahulukan kepentingan orang lain dari pada kepentingan sendiri.
Nilai – nilai etika sosial itu tampaknya belum berkembang, yang masih diandai dengan adanya korupsi di negeri ini, itu berarti bahwa perkembanga tasawuf saat ini belum mencaapai tahap ideal. Inilah tugas kita untuk mendorong minat yang besar untuk mrnrkan etika sosial. Mengarahkan kecenderungan tasawuf itu jauh lebih penting dari pada mengatakannya dengan perbuatan bid’ah atau sesat. Caranya adalah mengkaji tasawuf dari segi kepentigan pribadi dan masyarakat, sehingga minat pada tasawuf tidak berhenti pada pemuasan dahaga spiriyual yang bersifat pribadi belaka.[2]

C.     Tasawuf dalam pembangunan kesadaran hidup sosial
1.      Makna Kesejahteraan Sosial Dalam Islam
Kesadaran akan nilai membawa pengaruh kepada umat Islam bahwa mereka lebih peka terhap pelanggaran – pelanggaran nilai dan norma daripada ketimpangan sosial. Misalnya apabila ada pelanggaran norma moral, secara antusias mereka memperhatikan dan membicaraknannya, namun apabila ada berita tentang kelaparan,bencaana alam, dan sebagainya, perhatian mereka kurang. Masalah tersebut dianggap sudah biasa. Melhat peraalahan ini  maka perlu dirumuskan paradigma baru, yang lebih memberi perhatian kepada aspek sosial ekonomi masyarakat sebagai peryaratan tercapainnya kesejahteraan sosial dari pada aspek moral.
Sasaran kesejahteraan sosial dalam Islam adalah dengan sistem kemanusiaan. Yaitu kehidupan rohani dan jasmani. Indikatornya bukan hanuya kesejahteraan lahiriah saja, namun juga kehidupan rohani. Dalam kesejahteraan rohani , sasaraan yang harus dilakukan perbaikan adalah bagaimana menjadikan sistem nilai yang dianutnya sebagai ruh,spirit,dan etos dalam melakukan aktivitas hidup. Dengan kata lain, bagaimana memfungsikan sistem akidah seseorang agar mampu berbuat baik di dunia ini.
Sedangkan dalam kesejahteraan sosial, Islam menekankan pada upaya pemberantas kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan. Elain itu, juga mengutamakan penyantunan terhadap fakir miskin, anak yatim dan orang tua. Peneknan dalam objek-objek tersebut dikarenakan memang dalam kenyataannya masalah tersebutlah yang harus dibenahi sebab masalah kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan, persoalan anak yatim, fakir miskin, dan orang tua adalah persoalan abadi yang ada didalam setiap tepat dan kurun waktu.
Untuk mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan pemberantaan kemiskinan, kebodohan, dn keterbelakangan serta fakir miskin an anak yatim ada dua pendekatan yag harus digunakan yaitu :
a.       Pendekatan Parsialitas
Pendekatan ini diaman objek sasaran dibantu langsung sesuai kebutuhan pada waaktu itu. Pendekatan ini tidak sampai memperhatikan lataar belakang si objek secara kritis, tetapi hanya melihat dari kenyataan yang ada serta kemampuan yang ada. Oleh karena itu penekatan ini bersifat insidental, temporer dan kondisional.
b.      Pendekatan Struktural
Adalah pendekatan yang lebih memperhatikan sebab akibat si objek yang menjadi sasaran, artinya sebelum diberi harus diketahui dahulu sebab-sebab yang melatar belakangi, dari penelusuran tersebut menjadi patokan dalam menentukan program, bantuan dan pembinan lainya.
2.      Fungsi Harta Dalam Islam
Fungsi manusia dalam kaitanya dengan harta benda adalah hanya sebagai penguasa, sedangkan pemilik yang sesungguhnya adalah Allah SWT. Oleh karena itu segala pemikiran harus membawa kepada kesejahteraan masyarakat dan alam sekitatrnya. Dengan demikian , harta dalam Islam mempunyai fungsi sosial yang sebagaiannya harus diekluarkan untuk kepentingan sosial. Adapun fungsi harta dalam Islam antara lain :
a.       Menumbuhkan Solidaritas Soisal
b.      Menghilangkan jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin
c.       Menghancurkan nafsu kapitalisme dan individualisme
3.      Sisi Sosial Akidah dan Ibadah



[1] Amin Syukur, Intelektualisme Tasawuf, Jakarta:Pustaka Pelajar,2002, hal., 11-12.
[2] Tebba Sudirman, Tasawuf Positif, Jakarta: Prenada Media,2003,hal.,19-137

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

New Post

FILSAFAT HUKUM DAN PERANNYA DALAM PEMBENTUKAN HUKUM DI INDONESIA

FILSAFAT HUKUM DAN PERANNYA DALAM PEMBENTUKAN HUKUM DI INDONESIA MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Dose...