BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan di dunia ini tidak akan lepas
lepas dari kehidupan sosial, manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup
sendirian , artinya setiap manusia saling membutuhkan untuk menjalani kehidupan
yang baik, nyaman, tentram dan damai.
Tasawuf sebagai perwujudan dari Ihsan yang
berarti beribadah kepada Allah juga diimplementasikan di dalam kehidupan sosial
dimana kehidupan terhadap sesama masyarakat yang berbeda-beda, tasawuf pada
umumnya bertujuan untuk membangun manusia agar bisa merealisasikan penghayatan
diri sebagai Hamba Allah dengan diimplementasikan dalam kehidupan sosial dengan
berakhlak baik, sopan santun, dan saling membantu.
Makalah kali ini akan membahas tentang
implementasi Tasawuf dalam kehidupan sosial, diharapkan agar para pembaca dapat
memahami sosial seperti memahami dirinya sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Tasawuf?
2. Bagaimana Implementasi Tasawuf Dalam Kehidupan
Sehari - hari?
3. Bagaimana Peran Tasawuf Dala Pembangunan
Kesadaran Hidup Sosial?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tasawuf
Tasawuf adalah suatu sistem latihan dengan
kesungguhan (riyadlah-mujahadah) untuk membersihkan, mempertinggi, dan
memperdalam kerohanian dalam rangka mendekatkan taqarrub kepada Allah sehingga
dengan itu maka segala konsentrasi sesorang itu hanya tertuju kepadanNya. Oleh
karena itu semua tindakan yang mulia adalah tasawuf.
Dengan pengertian itu, aka dapat dikatakan
bahwa tasawuf adalah bagian ajaran Islam, karena ia membina akhlak manusia
(sebagaimana Islam diturunkan dalam rangka mem bina akhlak manusia) diatas bumi
ini, agar tercapai kebahagiaan dan kesempurnaan hidup lahir dan batin, dunia
dan akhirt. Oleh karena itu siapapun boleh menyandang predikat tasawuf
sepanjang berbudi pekerti yang tinggi, sanggup menahan lapar dan dahaga, bila memperoleh
rezeki tidak lekat dalam hatinya, dan begitu seterusnya, yang pada pokonya
sifat-sifat mulia, dan terhindar dari sifat tercela. Hal inilah yang
dikehendaki tasawuf yang sebenarnya.[1]
B. Implementasi Tasawuf Dalam Kehidupan Sehari-
hari
1. Tasawuf Dan Hidup Sehat
Hidup sehat meliputi fisik dan jiwa. Kesehatan fisik biasanya tergantung
pada makanan dan minuman yang dikonsumsi yaitu menu makanan seimbang 4 sehat
dan 5 sempurna , namun tidak hanya sehat saja namun juga harus sehat dan halal.
Yang dimaksud dengan makanan haram bukan hanya babi dan minuman keras namun
juga penghasilan yang diperoleh dengan cara haram, seperti koprupsi atau
mencuri.
Selain sehat dan halal,
dalam tasawuf makanan dianjurkan lebih banyak sayur-sayuran dan buah-buahan,
serta tidak terlalu banyak memakan daging karena dapat membentuk karakter yang
keras. Menurut Syekh hkim Mu’inuddin Chisti, di kalangan sufi ada daftar
makanan Nabi Muhammad SAW yang patut diperhatikan dalam meelihara kesehatan,
yaitu : jintan manis, apel, aspargus, pisang, sereal,kemangi,kelapa, kayu
manis, jeruk, ketimun, jintan putih, kurma,telur, jahe,madu,susu, dan lain –
lain.
Selain makanan dan minuiman, ibadah juga berpengaruh terhadap kesehatan
seperti shalat, dan puasa. Didalam gerakan shalat terdiri atas beberapa posisi
tubtuh yang masing-masing berdampak positif bagi kesehatan. Berpuasa adalah
berpantang dari makan, minum dan berhubungan seks mulai dari imsak ampai
maghrib, dengan berpuasa, maka fungsi-fungsi tubuh diistirahatkan dan diberi peluang
untuk segar kembali.
Selama berpuasa kegiatan yang biasa berlangsung dalam pencernaan dikurangi,
sehingga memungkinkan tubuh untuk mengeluarkan bahan-bahan yang tak berguna
serta memperbaiki kerusakan akibat kesalahan pola makan yang berlangsung lama.
Itulah sebabnya Nabi Muhammad
bersabda “ Berpuasalah agar kamu sehat “
2. Tasawuf Dan Lingkungan Hidup
Menururt Yusuf al Qardhawi, mencintai lingkungan hidup antara lain
bertujuan untuk mengambil hikmah dari padanya. Al Qur’an mengga,barkan bahwa
alam selalu sujud kepada Allah, sehingga mencintai lingkungan alam akan
mendorong manusia unntuk juga selalu tunduk kepada Allah. Dengan senantiasa
berfikir dan beraatafakur untuk mendekatkan diri dengan Allah maka dengan demikian, lingkungan
hidup diciptakan untuk dijadikan sebagai bahan renugan dan i’tibar bagi
manusia. Namun pemanfaatan lingkungan
hidup atau sumber daya alam harus dilakukan secara wajar, tidak boleh
berlebihan. Karena dapat menimbulkan kerusakan, yang kemudian berdampak buruk bagi
kehidupan manusia. Misalnya pembabatna hutan menjadi gundul.
Berlaku wajar dalam memanfaatkan lingkungan hidup juga merupakan wujud
kecintaan kita kepada karunia Allah itu. Selanjutnya kecintaan itu mendorong
kita untuk lebih bersyukur kepada Tuhan yang menyediakan segala keperluan dan
ling kungan hidup, sehingga manusia
dapat makmur sehat dan bahagia. Cinta dan syukur merupakan ajaran taawuf yang
relevan dalam memelihara dan menjaga kelestarian lingkungan hidup bagi
kesejahteraan manusia sendiri. Inilah makna penting tasawuf dalam memelihara
dan menjaga kelestarian lingkungan hidup yang makin terasa mendesak saat ini.
3. Tasawuf Dan Etika Sosial
Pada awlanya tasawuf muncul karena tidaak puas terhadap syariat. Sebab syariat hanya menyentuh satu dimensi
hidup beragama, yaitu lahiriah semata. Sedang hidup beragama mencakup dimensi
lahiriah dan batiniah maka dibutuhkanlah tasawuf. Lagi pula tasawuf bertujuan
untuk mengisi sisi kehidupan agama yang selama ini tidak dipenuhi oleh syariat,
yaitu dimensi esoteris , sehingga kehidupan agama seseorang menjadi lebih
sempurna.
Selain itu ada keperluan hidup manusia modern yang hanya bisa dipenui oleh
tasawuf, yaitu mencegah strees, depresi, frustrasi, dan gangguan jiwa
lainya. Hal itu dapat dihilangkan atau
dicegah dengan menjalankan praktik tasawuf seperti sabar, ikhlas, zuhud, wara’,
qanaah, dan lain-lain.kemudian wirid, zikir dan doa yang praktikkan dalam
tasawuf juga mengurangi strees itu harus dihilangkan, sebab kalau dibiarkan
berkembang dapat menganggu perasaan dan akhirnya bisa menimbulkan berbagai
penyakit fisik.
Namun ajaran taawuf juga mengandung nilai-nilai etia sosial yang amat
diperlukan dalam membangun masyarakat yang maju dan sehat, sekaligus untuk
membawa keluar bangsa ini dari krisis yang berkepanjangan. Misalnya tasawuf
mengajarkan perlunya tobat dari dosa
yang pernah dikerjakannya. Perbuatan itu bukan hanya Zina,mabuk, dan berjudi
tetapi juga perbuatan-perbutan yang merugikan ornag lain, seperti mrncuri,
merampok. Tobat itu tidak hanya diucapkan, tetapi yang lebih penting lagi
adalah perbauatn nyata, aykni tidak mengulangi perbuatan tercela itu dan
mengantinya dengan perbuatan terpuji.
Kemudian ada zuhud yang berarti hidup sederhana dengan menjauhi kesenangan
duniawi yang dapat menjerumuskan kepada perbuatan dosa. Lalu ada waraa’ yaitu
menjauhkan diri dari perbuatan dosa. Juga ada itsar yaitu mendahulukan
kepentingan orang lain dari pada kepentingan sendiri.
Nilai – nilai etika sosial itu tampaknya belum berkembang, yang masih
diandai dengan adanya korupsi di negeri ini, itu berarti bahwa perkembanga
tasawuf saat ini belum mencaapai tahap ideal. Inilah tugas kita untuk mendorong
minat yang besar untuk mrnrkan etika sosial. Mengarahkan kecenderungan tasawuf
itu jauh lebih penting dari pada mengatakannya dengan perbuatan bid’ah atau
sesat. Caranya adalah mengkaji tasawuf dari segi kepentigan pribadi dan
masyarakat, sehingga minat pada tasawuf tidak berhenti pada pemuasan dahaga
spiriyual yang bersifat pribadi belaka.[2]
C. Tasawuf dalam pembangunan kesadaran hidup
sosial
1. Makna Kesejahteraan Sosial Dalam Islam
Kesadaran akan nilai membawa pengaruh kepada umat Islam bahwa mereka lebih
peka terhap pelanggaran – pelanggaran nilai dan norma daripada ketimpangan
sosial. Misalnya apabila ada pelanggaran norma moral, secara antusias mereka
memperhatikan dan membicaraknannya, namun apabila ada berita tentang
kelaparan,bencaana alam, dan sebagainya, perhatian mereka kurang. Masalah
tersebut dianggap sudah biasa. Melhat peraalahan ini maka perlu dirumuskan paradigma baru, yang
lebih memberi perhatian kepada aspek sosial ekonomi masyarakat sebagai
peryaratan tercapainnya kesejahteraan sosial dari pada aspek moral.
Sasaran kesejahteraan sosial dalam Islam adalah dengan sistem kemanusiaan.
Yaitu kehidupan rohani dan jasmani. Indikatornya bukan hanuya kesejahteraan
lahiriah saja, namun juga kehidupan rohani. Dalam kesejahteraan rohani ,
sasaraan yang harus dilakukan perbaikan adalah bagaimana menjadikan sistem
nilai yang dianutnya sebagai ruh,spirit,dan etos dalam melakukan aktivitas
hidup. Dengan kata lain, bagaimana memfungsikan sistem akidah seseorang agar
mampu berbuat baik di dunia ini.
Sedangkan dalam kesejahteraan sosial, Islam menekankan pada upaya
pemberantas kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan. Elain itu, juga
mengutamakan penyantunan terhadap fakir miskin, anak yatim dan orang tua.
Peneknan dalam objek-objek tersebut dikarenakan memang dalam kenyataannya
masalah tersebutlah yang harus dibenahi sebab masalah kemiskinan,
keterbelakangan, kebodohan, persoalan anak yatim, fakir miskin, dan orang tua
adalah persoalan abadi yang ada didalam setiap tepat dan kurun waktu.
Untuk mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan pemberantaan
kemiskinan, kebodohan, dn keterbelakangan serta fakir miskin an anak yatim ada
dua pendekatan yag harus digunakan yaitu :
a. Pendekatan Parsialitas
Pendekatan ini diaman objek sasaran dibantu langsung sesuai kebutuhan pada
waaktu itu. Pendekatan ini tidak sampai memperhatikan lataar belakang si objek
secara kritis, tetapi hanya melihat dari kenyataan yang ada serta kemampuan
yang ada. Oleh karena itu penekatan ini bersifat insidental, temporer dan
kondisional.
b. Pendekatan Struktural
Adalah pendekatan yang lebih memperhatikan sebab akibat si objek yang
menjadi sasaran, artinya sebelum diberi harus diketahui dahulu sebab-sebab yang
melatar belakangi, dari penelusuran tersebut menjadi patokan dalam menentukan
program, bantuan dan pembinan lainya.
2. Fungsi Harta Dalam Islam
Fungsi manusia dalam kaitanya dengan harta benda adalah hanya sebagai
penguasa, sedangkan pemilik yang sesungguhnya adalah Allah SWT. Oleh karena itu
segala pemikiran harus membawa kepada kesejahteraan masyarakat dan alam
sekitatrnya. Dengan demikian , harta dalam Islam mempunyai fungsi sosial yang
sebagaiannya harus diekluarkan untuk kepentingan sosial. Adapun fungsi harta
dalam Islam antara lain :
a. Menumbuhkan Solidaritas Soisal
b. Menghilangkan jurang pemisah antara yang kaya
dengan yang miskin
c. Menghancurkan nafsu kapitalisme dan
individualisme
3. Sisi Sosial Akidah dan Ibadah
[1]
Amin Syukur, Intelektualisme
Tasawuf, Jakarta:Pustaka Pelajar,2002, hal., 11-12.
[2]
Tebba Sudirman, Tasawuf Positif,
Jakarta: Prenada Media,2003,hal.,19-137
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan di dunia ini tidak akan lepas
lepas dari kehidupan sosial, manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup
sendirian , artinya setiap manusia saling membutuhkan untuk menjalani kehidupan
yang baik, nyaman, tentram dan damai.
Tasawuf sebagai perwujudan dari Ihsan yang
berarti beribadah kepada Allah juga diimplementasikan di dalam kehidupan sosial
dimana kehidupan terhadap sesama masyarakat yang berbeda-beda, tasawuf pada
umumnya bertujuan untuk membangun manusia agar bisa merealisasikan penghayatan
diri sebagai Hamba Allah dengan diimplementasikan dalam kehidupan sosial dengan
berakhlak baik, sopan santun, dan saling membantu.
Makalah kali ini akan membahas tentang
implementasi Tasawuf dalam kehidupan sosial, diharapkan agar para pembaca dapat
memahami sosial seperti memahami dirinya sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Tasawuf?
2. Bagaimana Implementasi Tasawuf Dalam Kehidupan
Sehari - hari?
3. Bagaimana Peran Tasawuf Dala Pembangunan
Kesadaran Hidup Sosial?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tasawuf
Tasawuf adalah suatu sistem latihan dengan
kesungguhan (riyadlah-mujahadah) untuk membersihkan, mempertinggi, dan
memperdalam kerohanian dalam rangka mendekatkan taqarrub kepada Allah sehingga
dengan itu maka segala konsentrasi sesorang itu hanya tertuju kepadanNya. Oleh
karena itu semua tindakan yang mulia adalah tasawuf.
Dengan pengertian itu, aka dapat dikatakan
bahwa tasawuf adalah bagian ajaran Islam, karena ia membina akhlak manusia
(sebagaimana Islam diturunkan dalam rangka mem bina akhlak manusia) diatas bumi
ini, agar tercapai kebahagiaan dan kesempurnaan hidup lahir dan batin, dunia
dan akhirt. Oleh karena itu siapapun boleh menyandang predikat tasawuf
sepanjang berbudi pekerti yang tinggi, sanggup menahan lapar dan dahaga, bila memperoleh
rezeki tidak lekat dalam hatinya, dan begitu seterusnya, yang pada pokonya
sifat-sifat mulia, dan terhindar dari sifat tercela. Hal inilah yang
dikehendaki tasawuf yang sebenarnya.[1]
B. Implementasi Tasawuf Dalam Kehidupan Sehari-
hari
1. Tasawuf Dan Hidup Sehat
Hidup sehat meliputi fisik dan jiwa. Kesehatan fisik biasanya tergantung
pada makanan dan minuman yang dikonsumsi yaitu menu makanan seimbang 4 sehat
dan 5 sempurna , namun tidak hanya sehat saja namun juga harus sehat dan halal.
Yang dimaksud dengan makanan haram bukan hanya babi dan minuman keras namun
juga penghasilan yang diperoleh dengan cara haram, seperti koprupsi atau
mencuri.
Selain sehat dan halal,
dalam tasawuf makanan dianjurkan lebih banyak sayur-sayuran dan buah-buahan,
serta tidak terlalu banyak memakan daging karena dapat membentuk karakter yang
keras. Menurut Syekh hkim Mu’inuddin Chisti, di kalangan sufi ada daftar
makanan Nabi Muhammad SAW yang patut diperhatikan dalam meelihara kesehatan,
yaitu : jintan manis, apel, aspargus, pisang, sereal,kemangi,kelapa, kayu
manis, jeruk, ketimun, jintan putih, kurma,telur, jahe,madu,susu, dan lain –
lain.
Selain makanan dan minuiman, ibadah juga berpengaruh terhadap kesehatan
seperti shalat, dan puasa. Didalam gerakan shalat terdiri atas beberapa posisi
tubtuh yang masing-masing berdampak positif bagi kesehatan. Berpuasa adalah
berpantang dari makan, minum dan berhubungan seks mulai dari imsak ampai
maghrib, dengan berpuasa, maka fungsi-fungsi tubuh diistirahatkan dan diberi peluang
untuk segar kembali.
Selama berpuasa kegiatan yang biasa berlangsung dalam pencernaan dikurangi,
sehingga memungkinkan tubuh untuk mengeluarkan bahan-bahan yang tak berguna
serta memperbaiki kerusakan akibat kesalahan pola makan yang berlangsung lama.
Itulah sebabnya Nabi Muhammad
bersabda “ Berpuasalah agar kamu sehat “
2. Tasawuf Dan Lingkungan Hidup
Menururt Yusuf al Qardhawi, mencintai lingkungan hidup antara lain
bertujuan untuk mengambil hikmah dari padanya. Al Qur’an mengga,barkan bahwa
alam selalu sujud kepada Allah, sehingga mencintai lingkungan alam akan
mendorong manusia unntuk juga selalu tunduk kepada Allah. Dengan senantiasa
berfikir dan beraatafakur untuk mendekatkan diri dengan Allah maka dengan demikian, lingkungan
hidup diciptakan untuk dijadikan sebagai bahan renugan dan i’tibar bagi
manusia. Namun pemanfaatan lingkungan
hidup atau sumber daya alam harus dilakukan secara wajar, tidak boleh
berlebihan. Karena dapat menimbulkan kerusakan, yang kemudian berdampak buruk bagi
kehidupan manusia. Misalnya pembabatna hutan menjadi gundul.
Berlaku wajar dalam memanfaatkan lingkungan hidup juga merupakan wujud
kecintaan kita kepada karunia Allah itu. Selanjutnya kecintaan itu mendorong
kita untuk lebih bersyukur kepada Tuhan yang menyediakan segala keperluan dan
ling kungan hidup, sehingga manusia
dapat makmur sehat dan bahagia. Cinta dan syukur merupakan ajaran taawuf yang
relevan dalam memelihara dan menjaga kelestarian lingkungan hidup bagi
kesejahteraan manusia sendiri. Inilah makna penting tasawuf dalam memelihara
dan menjaga kelestarian lingkungan hidup yang makin terasa mendesak saat ini.
3. Tasawuf Dan Etika Sosial
Pada awlanya tasawuf muncul karena tidaak puas terhadap syariat. Sebab syariat hanya menyentuh satu dimensi
hidup beragama, yaitu lahiriah semata. Sedang hidup beragama mencakup dimensi
lahiriah dan batiniah maka dibutuhkanlah tasawuf. Lagi pula tasawuf bertujuan
untuk mengisi sisi kehidupan agama yang selama ini tidak dipenuhi oleh syariat,
yaitu dimensi esoteris , sehingga kehidupan agama seseorang menjadi lebih
sempurna.
Selain itu ada keperluan hidup manusia modern yang hanya bisa dipenui oleh
tasawuf, yaitu mencegah strees, depresi, frustrasi, dan gangguan jiwa
lainya. Hal itu dapat dihilangkan atau
dicegah dengan menjalankan praktik tasawuf seperti sabar, ikhlas, zuhud, wara’,
qanaah, dan lain-lain.kemudian wirid, zikir dan doa yang praktikkan dalam
tasawuf juga mengurangi strees itu harus dihilangkan, sebab kalau dibiarkan
berkembang dapat menganggu perasaan dan akhirnya bisa menimbulkan berbagai
penyakit fisik.
Namun ajaran taawuf juga mengandung nilai-nilai etia sosial yang amat
diperlukan dalam membangun masyarakat yang maju dan sehat, sekaligus untuk
membawa keluar bangsa ini dari krisis yang berkepanjangan. Misalnya tasawuf
mengajarkan perlunya tobat dari dosa
yang pernah dikerjakannya. Perbuatan itu bukan hanya Zina,mabuk, dan berjudi
tetapi juga perbuatan-perbutan yang merugikan ornag lain, seperti mrncuri,
merampok. Tobat itu tidak hanya diucapkan, tetapi yang lebih penting lagi
adalah perbauatn nyata, aykni tidak mengulangi perbuatan tercela itu dan
mengantinya dengan perbuatan terpuji.
Kemudian ada zuhud yang berarti hidup sederhana dengan menjauhi kesenangan
duniawi yang dapat menjerumuskan kepada perbuatan dosa. Lalu ada waraa’ yaitu
menjauhkan diri dari perbuatan dosa. Juga ada itsar yaitu mendahulukan
kepentingan orang lain dari pada kepentingan sendiri.
Nilai – nilai etika sosial itu tampaknya belum berkembang, yang masih
diandai dengan adanya korupsi di negeri ini, itu berarti bahwa perkembanga
tasawuf saat ini belum mencaapai tahap ideal. Inilah tugas kita untuk mendorong
minat yang besar untuk mrnrkan etika sosial. Mengarahkan kecenderungan tasawuf
itu jauh lebih penting dari pada mengatakannya dengan perbuatan bid’ah atau
sesat. Caranya adalah mengkaji tasawuf dari segi kepentigan pribadi dan
masyarakat, sehingga minat pada tasawuf tidak berhenti pada pemuasan dahaga
spiriyual yang bersifat pribadi belaka.[2]
C. Tasawuf dalam pembangunan kesadaran hidup
sosial
1. Makna Kesejahteraan Sosial Dalam Islam
Kesadaran akan nilai membawa pengaruh kepada umat Islam bahwa mereka lebih
peka terhap pelanggaran – pelanggaran nilai dan norma daripada ketimpangan
sosial. Misalnya apabila ada pelanggaran norma moral, secara antusias mereka
memperhatikan dan membicaraknannya, namun apabila ada berita tentang
kelaparan,bencaana alam, dan sebagainya, perhatian mereka kurang. Masalah
tersebut dianggap sudah biasa. Melhat peraalahan ini maka perlu dirumuskan paradigma baru, yang
lebih memberi perhatian kepada aspek sosial ekonomi masyarakat sebagai
peryaratan tercapainnya kesejahteraan sosial dari pada aspek moral.
Sasaran kesejahteraan sosial dalam Islam adalah dengan sistem kemanusiaan.
Yaitu kehidupan rohani dan jasmani. Indikatornya bukan hanuya kesejahteraan
lahiriah saja, namun juga kehidupan rohani. Dalam kesejahteraan rohani ,
sasaraan yang harus dilakukan perbaikan adalah bagaimana menjadikan sistem
nilai yang dianutnya sebagai ruh,spirit,dan etos dalam melakukan aktivitas
hidup. Dengan kata lain, bagaimana memfungsikan sistem akidah seseorang agar
mampu berbuat baik di dunia ini.
Sedangkan dalam kesejahteraan sosial, Islam menekankan pada upaya
pemberantas kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan. Elain itu, juga
mengutamakan penyantunan terhadap fakir miskin, anak yatim dan orang tua.
Peneknan dalam objek-objek tersebut dikarenakan memang dalam kenyataannya
masalah tersebutlah yang harus dibenahi sebab masalah kemiskinan,
keterbelakangan, kebodohan, persoalan anak yatim, fakir miskin, dan orang tua
adalah persoalan abadi yang ada didalam setiap tepat dan kurun waktu.
Untuk mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan pemberantaan
kemiskinan, kebodohan, dn keterbelakangan serta fakir miskin an anak yatim ada
dua pendekatan yag harus digunakan yaitu :
a. Pendekatan Parsialitas
Pendekatan ini diaman objek sasaran dibantu langsung sesuai kebutuhan pada
waaktu itu. Pendekatan ini tidak sampai memperhatikan lataar belakang si objek
secara kritis, tetapi hanya melihat dari kenyataan yang ada serta kemampuan
yang ada. Oleh karena itu penekatan ini bersifat insidental, temporer dan
kondisional.
b. Pendekatan Struktural
Adalah pendekatan yang lebih memperhatikan sebab akibat si objek yang
menjadi sasaran, artinya sebelum diberi harus diketahui dahulu sebab-sebab yang
melatar belakangi, dari penelusuran tersebut menjadi patokan dalam menentukan
program, bantuan dan pembinan lainya.
2. Fungsi Harta Dalam Islam
Fungsi manusia dalam kaitanya dengan harta benda adalah hanya sebagai
penguasa, sedangkan pemilik yang sesungguhnya adalah Allah SWT. Oleh karena itu
segala pemikiran harus membawa kepada kesejahteraan masyarakat dan alam
sekitatrnya. Dengan demikian , harta dalam Islam mempunyai fungsi sosial yang
sebagaiannya harus diekluarkan untuk kepentingan sosial. Adapun fungsi harta
dalam Islam antara lain :
a. Menumbuhkan Solidaritas Soisal
b. Menghilangkan jurang pemisah antara yang kaya
dengan yang miskin
c. Menghancurkan nafsu kapitalisme dan
individualisme
3. Sisi Sosial Akidah dan Ibadah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar